Brace Yourself, Here Comes the Long Waiting

Monday, March 18, 2013

Pernah nggak kamu merasakan rindu yang amat sangat hingga dadamu sesak dan sakit? Dulu aku sempat berpikir bahwa rasa yang seperti itu tidaklah nyata, bahwa rasa seperti itu hanyalah akal-akalan manusia yang dilebih-lebihkan. Tapi kini perasaan itu kumengerti, berada sangat dekat dan nyata. 

Hei, resmi sudah aku menjalani hubungan jarak jauh alias LDR. Baru beberapa minggu, bahkan belum genap sebulan, namun rasa rindu dan sakit yang tak kunjung hilang terus menyertai.
Menghitung hari, adalah rutinitas baru yang sering kulakukan akhir-akhir ini. Bodoh, aku tahu. Melakukan hal bodoh itu tidak akan membuat segalanya jadi lebih mudah dan waktu berjalan lebih cepat.  Masih ada 350 hari penantian lagi.
Ditinggal dan menjalani 2 semester dalam satu tahun ini, dimana segalanya tiba-tiba menjadi berkali-kali lipat lebih berat, bukanlah suatu perkara mudah. Pernahkah aku berkata bahwa aku tidak menangis sedikit pun ketika akan berpisah dengannya beberapa waktu yang lalu? Kini rasanya aku ingin menangis sepanjang waktu. Penelitian, materi kuliah yang sangat susah, ujian yang sedang mendekat, dan Mas yang jauh di kota berjarak 195 km dari sini, kadang-kadang membuat sesakku kumat dan aku ingin menangis. Aku tidak punya asma, tapi aku bisa sesak hebat jika sedang stres yang menyebabkan asam lambungku meningkat dan membuatku sesak.
Aku jadi sering iri ketika melihat teman-temanku yang sedang update di jejaring sosial bahwa  mereka sedang bersama pacarnya. Nonton atau sekedar makan di luar. Bahkan kepada yang sekedar sedang akan dijemput pun, aku iri luar biasa. Bodoh, aku tahu.
Sekarang jika sedang kangen, hanya bisa mengandalkan telepon sebagai sarana melepas rindu. Itupun tidak selalu setiap hari. Apalagi rutinitas barunya yang mengharuskannya bangun setiap pukul 7 pagi dan baru selesai bertugas di rumah sakit pukul 4-5 sore kemudian langsung tidur sore, aku yang baru selesai praktikum dan kuliah juga di jam yang sama, tidur sore, dan langsung belajar malam harinya, membuat tidak bisa setiap hari kami berbicara via telepon, hanya bbm.
I miss him too much.
Aku tidak mau membebani pekerjaannya yang sudah berat dengan menjadi anak manja who is whinning and saying those words all the time. Aku yakin dia sudah tahu itu. Hanya saja..........aku sangat ingin bertemu.

Tapi aku bukannya tidak bersyukur, sebaliknya, aku sangat teramat percaya jika semua ini adalah bagian dari rencana, perjuangan untuk sebuah masa depan. I love him too much.

"I see my future with you that's why  I am fine with all of this waiting"
                                                                                                    @LDRcanwork

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook