Kenapa

Setelah sekian lama, 3 tahun, aku masih punya keinginan itu ?

Kenapa

Bahkan aku sendiri merasa menjadi orang terjahat sedunia ?

Kenapa

Aku mengklasifikasikannya sebagai kebutuhanku ?

.

.

.

.

Meskipun bukan kebutuhanku yang mendasar, aku terganggu. Kenapa, sesudah selama ini, sesudah aku melibatkan banyak orang lain dalam kehidupanku, sebanyak ini, hatiku, pikiranku, dan semuanya hanya akan, tetap, selalu kembali kepada dia.

Aku merasa menjadi orang terjahat sedunia. Menyakiti orang lain, bukankah itu tak termaafkan? Bagaimana caranya aku meminta maaf kepada orang yang kusakiti hatinya itu? Apapun yang kulakukan, apapun, kupikir, dia tak akan pernah memaafkanku. Aku tahu, aku sadar.

Aku masih merasa punya kebutuhan untuk bertemu dia, melihatnya, di lapangan, bahkan membayangkannya. "Kebutuhan". Aku bahkan benci harus menggunakan kata itu. Benar itu kebutuhan? Aku nggak tahu. Mungkin hanya sebuah ketidak-mampuan ku untuk melepaskan diriku dari masa lalu. Sekali lagi, aku benci diriku sendiri.

Padahal aku sendiri tahu dan sadar bahwa setelah hal diatas terjadi, lalu apa? Tidak akan terjadi apa-apa. It's not like he'll be remembered me, or he'll talk to me, or anything my brain has pictured. It's not like that. I've known that. Since a long time ago. But stil...

Aku seperti tidak bisa lepas dari belenggu emosiku sendiri. Aku ingin lepas, ingin. Tapi aku yang terlalu lemah.

Maafkan aku, orang terjahat sedunia.

Yah, saya akui, saya memang sangat tidak dewasa, tadi siang, maupun malam ini.

Tadi siang, dengan tidak rasionalnya, saya pergi ketika melihat kejadian itu. Tapi, apa masih perlu alasan rasional saat apa yang kamu lihat juga sama sekali tidak rasional dan membuat pikiranmu menjadi tak rasional pula?

Dan malam ini, dengan membabi-buta saya curhat di tempat umum (baca: twitter, dan, blog ini).

Ha Ha Ha

Apa yang mau aku bilang disini,

Kita hidup ini, nggak sendirian. Ada masyarakatnya, ada aturannya. Aturan, ada yang tertulis, ada yang nggak tertulis. Kenapa nggak tertulis? Karena udah merasa nggak perlu lagi diingetin, karena sudah adat istiadat. Inilah yang disebut etika. Etika itu ada macam2, etika berpakaian, berbicara dengan orang lain, berperilaku dgn orang lain, dsb. Apabila etika ini dilanggar, maka akan terjadilah pelanggaran norma kesopanan tersebut, yang lebih dikenal dengan sebutan nggak etis. 

Orang waras macam apapun pasti paham dengan kata di atas. Pertanyaannya sekarang adalah: Kenapa saya membawa topik ini? Karena, hari ini saya punya masalah dengan orang yang kelihatannya sama sekali nggak paham dengan poin satu diatas. Secara khusus saya akan berbicara masalah etika berperilaku dengan orang lain. Gini ya, etis nggak sih, kalo cewe itu pegang2 cowo, bisik2 gitu, padahal tahu ada pacarnya si cowo deket2 situ. Menurutku sih nggak. Nggak usah deh, boro2 tahu ada pacarnya deket2 situ, nggak tahu pun, atau, nggak ada pacarnya sekalipun deket2 situ, nggak seharusnya berperilaku kaya gitu. Gampangnya gini deh, nggak punya sungkan ta? nggak tahu posisi ta? Gitu aja lah.

Nggak usah repot2 minta orang menghargai kita, kita aja dulu yang berusaha menghargai orang lain. Kalo itu udah kita lakuin, dengan sendirinya orang lain akan menghargai kita. Sekarang gimana orang mau menghargai kita, kalo kita sendiri nggak pernah menghargai orang? Sama aja bohong. Kaya kita minta dibaikin tapi nggak pernah ngebaikin orang, ya mana mau orangnya. Gitu ajalah. Hidup di dunia itu ada hukum timbal baliknya. Kamu ngasih baik, dapetnya baik, kamu ngasihnya jahat, dapetnya juga jahat dong.

Buat cewek ya, tolong, kita harusnya punya harga diri lho. Tapi kalo kelakuanmu kaya gitu (diatas.red), ada ta orang yang bakal ngehargain kamu? 

Menghargai, itu sama pentingnya sama dihargai. Perasaan orang, itu paling penting buat dihargai, dihormati. Jangan sak karepe dewe. Kalo mau sak karepe dewe, ya hidup di hutan aja.

Mungkin kalian berpikir saya ini banyak omong, bisanya cuma ngomong. Jujur aja, saya sendiri ini belum sempurna, jadi dewasa aja belum bisa. Saya sendiri ini masih dalam proses belajar, dan saya, dengan senang hati membagi apa yang sedang saya pelajari. Tentang ilmu kehidupan, hubungan antar sesama.

Siang ini, saya mendapat masalah yang, sedikit banyak membuat saya berpikir tentang semua hal ini. Tidak ada maksud untuk menggurui, karena saya sendiri hanya seorang murid SMA. Saya hanya mencoba belajar, memberitahu apa yang saya pelajari.

Yes. I do love that white-framed-glasses-short-haircut-ted-a-170-cm-height-Leo guy. Undoubtedly.

:3

I am mad and felt bad enough to be able to write these. Just need some place to blabber around.

I was upset already this evening. By the chaos my brother made at my house. about his-lost-SKUHN-which-at-last-is-not-lost. It was very upsetting, very unpleasant, very depressing. 

Gitu, itu kalo aku lagi marah. Masih untung itu semua cuma ada di kepalaku, belum sampe aku keluarin. Kalo udah aku keluarin, pecah PD III ( ._.)(._. )

Hal lain yang kemudian terbersit di kepala saya adalah, postingan adek kelas saya yang sempat menarik perhatian saya tentang kenapa kita harus jealous sama cewe lain, kalo cewenya sendiri nggak ngapa2in. Well, dari yang saya baca, contoh yang dia kasih itu adalah saya, pacar saya, dan teman pacar saya yang sempet bikin saya jealous. Yah, kalo ini salah nggak tau lagi, (--") tapi yang aku tangkep gitu sih.

Nah, karena aku lagi nganggur dan pengen menggeje dan hal ini sempat menjadi pikiranku beberapa hari ini, aku ceritain cerita singkatnya. 

Pacar saya ini, memang dekat dengan beberapa cewe di kelasnya. Sebut saja, mawar, melati, dan anggrek. Mereka bertiga ini punya kepribadian yang berbeda 180 derajat dengan saya. Mereka cantik2, supel, enak diajak ngomong, dan pokoknya segala sesuatu yang kalo dia lagi sama aku , nggak keliatan senyaman seperti sama mereka (._.), segala sesuatu yang aku nggak punya dan aku tahu that's all he want me to be, but I remain failed.

Dan jadilah aku jealous. Nggak jealous karena apa, karena aku tahu mereka lebih dari aku. Yeah, I don't have much self-esteem, as always. Pada akhirnya, dengan susah payah, aku usaha buat percaya sama dia waktu dia bilang nggak ada apa2. Lebainya, aku jadi nggak nyaman lagi tiap masuk kelas nya. Haha. 

Yah, sudahlah, aku tidak pernah membenci ketiga cewe itu. Hanya, sedikit merasa tidak suka melihat kedekatannya dengan pacarku. It's natural, I think. But, indeed, I don't like one of those three. I  hate the way she watch me from head to toe, I hate the way she judge every time we bump into each other, it's like, she's gonna throw a war with me anytime she want!

Melati sama anggrek, seenggaknya mereka bener2 nggak keliatan punya intensi buat musuhin aku, ato niat buat ada apa2 sama pacarku. Mawar, aku udah nggak suka sama dia dari pertama aku liat dia. Nggak tahu, feeling aja. Dan akhir2 ini, dia makin intens aja kalo ngeliatin aku. (-.-) Ngeliatinnya gimanaaa gitu. Udah lagi nggak tahu sungkan, nggak tahu tempat, nggak tahu waktu. *apasih* *curcol deh*

Yah, itu sepenggal isi hati dan unek2 yang mengganggu saya belakangan ini, maaf untuk pihak2 yang merasa tersinggung.

-Unknown

#TLS