Life Is Not A Game

Wednesday, June 16, 2010

Kemarin pagi aku merenung sebelum berangkat sekolah. Well, bukan merenung sih, lebih tepatnya terbersit yah.. 

Kemarin, lagi stres2 nya remidi UAS (aku remidi fis-bio ;_;), tiba2 pagi2 pas mau sekolah, aku keinget jaman SMP ku. Aku inget banget gimana aku dulu anak guru penjas yang rajin, yang dari luar keliatan sangat sempurna. Semua seperti menggeantungkan harapan padaku. Dan akhirnya tiba saatnya dimana masa smp harus berakhir. Perjuanganku masuk ke SMA favorit, sekolah saya ini, nggak sia2. Aku berhasil masuk. Di sinilah ternyata dimana kemampuan beradaptasiku dicobai oleh sebuah sistem pendidikan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. 9 tahun aku berada di lingkup pendidikan swasta yang terorganisir rapi dan jelas. Dan tiba2 aku "nyemplung" ke dunia yang sama sekali baru kukenal. Bagaimanapun aku harus bisa.

Well, bagaimana hasilnya?
2 tahun aku jatuh bangun. Jatuh, aku bangkit, kemudian aku kembali terbawa "arus" kemalasan yang sangat kuat pengaruhnya, lalu aku menyesal dan berhasil bangkit lagi. Tapi sekarang sudah kelas 3. Aku tidak boleh membiarkan diriku "jatuh" lagi. Tidak akan ada kesempatan untuk "bangun" lagi.

Pagi itu, aku mempelajari sesuatu, bahwa mengapa aku sama sekali tidak menyesali masa smp ku, meski sebagian besar masa itu kuhabiskan untuk melahap buku pelajaran, bukan nongkrong, bukan nonton, bukan jalan2 sama temen2. Aku tidak menyesal karena aku sudah memberikan yang terbaik. Untuk diriku, untuk keluargaku, dan orang2 yang menggantungkan harapannya padaku.
Jadi sekarang, aku tidak boleh membiarkan diriku terlalu bersenang-senang. Aku harus ingat tujuanku. Supaya sekali lagi, aku bisa memberikan yang terbaik untuk semuanya. Aku tidak boleh kemudian meninggalkan masa SMA dengan kekecewaan yang teramat sangat. Tidak.

Remember, life is not a game. There would be no 'restart' button to press. You can't rewind your life. Once you make a mistake, you have to live with it.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook