Forever & Always
Thursday, December 03, 2009
Kukira aku sudah lupa rasanya. Sakit itu. Lubang itu. Kukira sudah sepenuhnya mengering, sudah sepenuhnya sembuh waktu aku memutuskan untuk tidak lagi memikirkan dia.
Ayub.
Susah payah aku berusaha melupakan nama itu. Susah payah aku menghilangkan bayangannya dari dalam pikiranku. Seseorang yang mengukir lubang itu di dadaku untuk selamanya. Yang sebelumnya kukira bisa sembuh, kini aku tahu, bahwa itu tidak.
Saat kukira aku tidak akan pernah merasakan hal itu lagi, aku salah. Lubang itu terbuka lagi. Masih dengan rasa sakit yang sama. Masih dengan perih yang sama. Masih dengan airmata yang sama. Masih dengan gejala sama yang menyerangku sesudahnya. Hanya kepada orang yang berbeda.
Dan aku nggak tau kali ini kenapa aku merasakan sakit ini, kenapa aku nangis. Yang aku tahu hanyalah, everything is way harder now.
Why can't we be like we were before? When everything is so simple, so easy. When you are not so complicated. I miss the moment of our happiness together. I miss your laugh. I miss your smile.
0 comments