Jumat, 9 Oktober 2009
Saturday, October 10, 2009
you don't know what i'd been through yesterday.
well. i won't say that it was not a happy moment. it's pretty good actually. though i had to have my face gotten red. i felt it! it felt hot. but, nah. it's not a big deal.
cerita berawal dari tutorial speaking ujian cambridge hari selasa minggu depan. aku dapet urutan pertama. (untung. karena aku sudah pernah merasa jadi urutan belakang dan itu sama sekali nggak enak). jadi aku selesai awal juga.
abis aku tutorial itu, si v sms.
'he turuno aku lagi dibawah'
di kantin maksudnya.
okee. itu ide bagus. secara aku belum makan juga dari pagi. meskipun nggak laper2 amat sih. kalo aja aku nggak inget habis gitu aku ada les sampe jam 8.
akhirnya aku ngajak made yangcurhat bilang laper ke aku kurang dari 10 menit sebelumnya, buat ke kantin. eh, malah dia yang ngga bisa. ada rapat buat diklat katanya. alhasil, aku nungguin. aku kira rapatnya cuma bakal 10-15 menitan. ternyata berjam2! oh tidak. udah hopeless dan berpikir,'dia pasti uda pulang'. berkali2 aku nengok ke pintu kelas waktu pintunya buka atau nutup dan berkali2 pula itu bukan mereka. dan aku sudah benar2 kehilangan harapan waktu aku noleh untuk yang kesejuta kalinya (ahhh...lebaaii...), aku liat mereka berdua;made sama bibo;jalan di koridor.
oh thanks God. i love you soooooooooo much.
waktu mereka nyampe kelas, aku ngomel2 tentang betapa lama mereka harus rapat, dan saking lamanya, kemungkinan si vica udah pulang. no wasting time no more. aku keluar bareng aby, made, mirza, masih ngomel2 (ngomel2 adalah bagian kesukaanku. :p)
sampe si mirza teriak, 'vic, digoleki mbak jeco iku lho. ngamuk2 sampean!'
holyshit! mirza gila. untung tangganya bentuknnya 'V'. jadi waktu dia udah di tangga kedua, aku masih ada di tangga pertama yang terhubung ke tangga kedua sehingga aku ngga keliatan waktu mirza teriak kaya orang gila itu.
but it didnt really make sense. soalnya pas aku uda turun dari tangga pun aku bakal jalan ke arah mereka. yang ternyata lebih parah dari dugaanku. disana masih ada MAS PRAS; yang selalu menganggap lucu bercanda soal vica denganku; dan teman2ku dan teman2nya yang semuanya rese.
aku mampus disorakin.
aku bisa merasakan mukaku merah. it did feel hot.
selesai makan, aku balik ke kelas. beresin barang karena abis gitu aku mau les di GO deket sekolah. aku turun bareng cimol sama made. nyampe di depan, ketemu bibo. disitu kita berpisah. made mau beli pulsa, cimol minta makan, bibo mau minum. mauku sih ikut made aja. sudah cukup apa yang terjadi padaku beberapa menit yang lalu itu. tapi bibo narik aku. yaahh.. daa.. made..ketemuan di GO ya..
di kantin, sebisa mungkin aku tidak mendekati meja itu. mas pras emang uda pulang, tapi masih ada vica, jun, brudin, dan lain2, yang setali tiga uang dengan mas pras.
ehh...dengan entengnya, bibo malah jalan ke meja itu. she really wanted to kill me.
nothing i can do but follow her. ngga mungkin kan aku berdiri diem di deket konter2 itu. dan pas aku nyampe...
tepat seperti yang aku duga.
'ihii...onok seng salting rek. ono seng salting.'
brudin. ugh. pengen tak gilas ae arek iku.
huwaa..aku ngga tau mesti ngapain disitu. salting. iyalah. tadinya biasa aja. gara2 ngomong kaya gitu jadi malah salting. aku mual. aku bener2 ngga bisa ditekan kaya gitu di depan umum. semua makan siangku rasanya uda hampir keluar waktu aku mutusin buat duduk aja. sampe akhirnya bibo nyadar kalo GO-nya bentar lagi masuk dan mengajakku keluar dari situ.
akhirnya...
but
they will never let me live peacefully anymore, will they?
well. i won't say that it was not a happy moment. it's pretty good actually. though i had to have my face gotten red. i felt it! it felt hot. but, nah. it's not a big deal.
cerita berawal dari tutorial speaking ujian cambridge hari selasa minggu depan. aku dapet urutan pertama. (untung. karena aku sudah pernah merasa jadi urutan belakang dan itu sama sekali nggak enak). jadi aku selesai awal juga.
abis aku tutorial itu, si v sms.
'he turuno aku lagi dibawah'
di kantin maksudnya.
okee. itu ide bagus. secara aku belum makan juga dari pagi. meskipun nggak laper2 amat sih. kalo aja aku nggak inget habis gitu aku ada les sampe jam 8.
akhirnya aku ngajak made yang
oh thanks God. i love you soooooooooo much.
waktu mereka nyampe kelas, aku ngomel2 tentang betapa lama mereka harus rapat, dan saking lamanya, kemungkinan si vica udah pulang. no wasting time no more. aku keluar bareng aby, made, mirza, masih ngomel2 (ngomel2 adalah bagian kesukaanku. :p)
sampe si mirza teriak, 'vic, digoleki mbak jeco iku lho. ngamuk2 sampean!'
holyshit! mirza gila. untung tangganya bentuknnya 'V'. jadi waktu dia udah di tangga kedua, aku masih ada di tangga pertama yang terhubung ke tangga kedua sehingga aku ngga keliatan waktu mirza teriak kaya orang gila itu.
but it didnt really make sense. soalnya pas aku uda turun dari tangga pun aku bakal jalan ke arah mereka. yang ternyata lebih parah dari dugaanku. disana masih ada MAS PRAS; yang selalu menganggap lucu bercanda soal vica denganku; dan teman2ku dan teman2nya yang semuanya rese.
aku mampus disorakin.
aku bisa merasakan mukaku merah. it did feel hot.
selesai makan, aku balik ke kelas. beresin barang karena abis gitu aku mau les di GO deket sekolah. aku turun bareng cimol sama made. nyampe di depan, ketemu bibo. disitu kita berpisah. made mau beli pulsa, cimol minta makan, bibo mau minum. mauku sih ikut made aja. sudah cukup apa yang terjadi padaku beberapa menit yang lalu itu. tapi bibo narik aku. yaahh.. daa.. made..ketemuan di GO ya..
di kantin, sebisa mungkin aku tidak mendekati meja itu. mas pras emang uda pulang, tapi masih ada vica, jun, brudin, dan lain2, yang setali tiga uang dengan mas pras.
ehh...dengan entengnya, bibo malah jalan ke meja itu. she really wanted to kill me.
nothing i can do but follow her. ngga mungkin kan aku berdiri diem di deket konter2 itu. dan pas aku nyampe...
tepat seperti yang aku duga.
'ihii...onok seng salting rek. ono seng salting.'
brudin. ugh. pengen tak gilas ae arek iku.
huwaa..aku ngga tau mesti ngapain disitu. salting. iyalah. tadinya biasa aja. gara2 ngomong kaya gitu jadi malah salting. aku mual. aku bener2 ngga bisa ditekan kaya gitu di depan umum. semua makan siangku rasanya uda hampir keluar waktu aku mutusin buat duduk aja. sampe akhirnya bibo nyadar kalo GO-nya bentar lagi masuk dan mengajakku keluar dari situ.
akhirnya...
but
they will never let me live peacefully anymore, will they?
0 comments